satu lagi saja, bukalah untukku
boleh yang biru atau yang merah jambu
ya, aku memang selalu suka merebus peristiwa,
agar kapan-kapan sampai pada kenangan
dalam kagum siang dan malam, bertahan
membacamu, memantul-mantulkanmu
di depan cermin, suatu minggu
hey, aku sudah pandai mengeja
jadi, mohon jangan lipat bait-baitnya
biar dalam-dalam kukecap rasanya
yang bagai permen warna-warni, bertabur
mengerlingmu, semakin menyentuhmu
pada sekotak dongeng, sebelum tidur
selagi kerlipnya belum padam,
sebelum hilang dalam pandang
ayolah, mengapa masih juga bilang:
“pelan-pelan saja memahamiku”
boleh yang biru atau yang merah jambu
ya, aku memang selalu suka merebus peristiwa,
agar kapan-kapan sampai pada kenangan
dalam kagum siang dan malam, bertahan
membacamu, memantul-mantulkanmu
di depan cermin, suatu minggu
hey, aku sudah pandai mengeja
jadi, mohon jangan lipat bait-baitnya
biar dalam-dalam kukecap rasanya
yang bagai permen warna-warni, bertabur
mengerlingmu, semakin menyentuhmu
pada sekotak dongeng, sebelum tidur
selagi kerlipnya belum padam,
sebelum hilang dalam pandang
ayolah, mengapa masih juga bilang:
“pelan-pelan saja memahamiku”
0 Comments:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)